Kamis, 05 Maret 2009

AIR TERJUN NGLIRIP


Tempat wisata air terjun "Nglirip" terletak wilayah kecamatan Singgahan, ± 35 KM arah barat daya dari Kota Tuban. Untuk mencapai lokasi ini pengunjung yang tidak menggunakan mobil pribadi dapat menggunakan angkutan umum. Terdapat dua rute angkutan yaitu :

Rute Montong : yaitu naik angkutan umum dari terminal Tuban dengan jurusan Montong, yang kemudian dari di lanjutkan dengan naik kendaraan jurusan Jojogan. "Nglirip" terletak antara Montong - Jojogan, sehingga Pengunjung dapat langsung melihatnya jika melewati rute ini.

Rute Singgahan : yaitu dari Terminal Tuban naik bis jurusan Jatirogo, bis ini akan transit di terminal Kab. Bojonegoro yang kemudian dilanjutkan ke tujuan utama, Jatirogo. Jika pengunjung memilih rute ini, anda dapat turun di pertigaan "Warung Anjlok" - Jojogan. Dari sini, Nglirip hanya berjarak kurang dari satu kilo meter. Jika anda tidak malas, anda dapat berjalan kaki sampai ke Nglirip, atau naik angkutan jurusan Montong.

Sesampainya disini anda akan mendapatkan pemandangan yang sangat menawan, dari pinggir jalan saja anda dapat melihat jatuhnya air dari tebing yang di atasnya terdapat jembatan kecil. Bagi Anda yang ingin menyusuri aliran bawah air terjun harap berhati-hati, karena jalanan setapak akan sangat licin, terutama di musim hujan.

Yang tampak oleh mata jika berada di bawah air terjun Nglirip adalah derasnya air yang jatuh dengan bebas dari ketinggian kurang lebih 25 M, satu hal lagi jika Anda perhatikan dengan baik bahwa terdapat Goa yang cukup besar di balik air terjun ini. Dahulu kala dipercayai sebagai tempat bersemedi bagi leluhur yang berilmu tinggi, ada juga yang mengatakan didalam goa ini dahulu terdapat seorang wanita yang menanti kekasihnya sampai sekarang, tentunya tinggal rohnya saja. Penduduk sekitar percaya bahwa sewaktu-waktu wanita ini akan keluar untuk berbelanja, tetapi orang tidak ada yang mengetahui wujud dari wanita ini.

Jika Anda kearah timur dari lokasi air terjun, Anda akan mendapatkan lokasi sumber air alam (kerawak) yang keluar dengan derasnya di tepian sungai. Sudah pasti Anda ingin untuk bermandi-ria. Lokasi ini masih sangat alami, belum ada bangunan apapun, dan sekali lagi agar berhati-hati karena banjir dadakan dapat datang tiba-tiba terutama di musim hujan.

PEMANDIAN BEKTIHARJO






















Renang memang menjadi kebutuhan bagi mereka yang hobi dengan jenis olah raga satu ini. bekti harjo disinilah tempat yang paling nyaman kalau kita berada di kota tuban.
tempat ini sangat indah, nyaman, tenang dan sejuk menjadi kepercayaan utama untuk wisatawan yang merasa bosan dengan noisily daerah perkotaan.dulu sewaktu masih duduk dibangku SMA saya sering main kesini baik pada jadwal sekolah maupun tidak. Kolam renang dengan standar nasional yang dipenuhi langsung dari sumber daya alam, terletak di Desa Bektiharjo, Semanding kabupaten, sekitar 5 Km dari pusat kota ke sisi Selatan. Tempat ini sangat hijau. Ada banyak pohon di mana lebih dari seratus Apes monyet dan tinggal di sana. anak-anak dapat bermain di sekitar sini sementara mereka juga dapat menikmati burung bernyanyi.

KRIPIK GAYAM

GUA AKBAR

GUA AKBAR

Tidak seperti layaknya goa alam lain yang berlokasi di tempat terpencil, Gua Akbar yang merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Tuban berada tepat di bawah pasar rakyat. Ramainya aktifitas jual beli di pasar sungguh sangat kontras dengan suasana hening diselingi gemercik air saat berada di dalam gua ini. Didalam gua ini juga dibangun sebuah kolam air tawar dengan menempatkan ikan mas didalamnya, otomatis hal ini memberikan nilai tambah tersendiri bagi pengunjung saat mengunjungi objek wisata ini.

Nama Akbar konon berasal dari nama sebuah pohon yang tumbuh didepan gua, yakni pohon Abar. Namun sumber lain menyebutkan nama Akbar tersebut diberikan oleh pemerintah Kabupaten Tuban yang merupakan akronim dari Aman, Kreatif, Bersih, Asri dan Rapi yang tak lain dan tak bukan adalah merupakan slogan dari Kabupaten Tuban itu sendiri.








[navigasi.net] Gua - Gua Akbar
Salah satu lorong gua yang cukup rendah sehingga pengunjung dewasa mesti menundukkan kepala saat melewatinya


Gua Akbar itu sendiri memiliki nilai religius. Diceritakan bahwa Sunan Bonang melihat gua ini saat diajak oleh Sunan Kalijogo yang saat itu masih bernama Raden Mas Sahid. Beberapa tempat di Gua Akbar dipercaya sebagai tempat Sunan Kalijogo dan Sunan Bonang pernah bertapa. Seperti ceruk yang diberi nama Pasepen Koro Sinandhi, yaitu tempat pintu yang dirahasiakan. Ceruk ini sangat kecil pintunya. Untuk masuk ke dalamnya, orang dewasa harus merangkak atau sekurangnya membungkuk. Oleh masyarakat sekitar dipercaya prosesi membungkuk ini memiliki makna filosofis yang tinggi, yakni pengunjung diingatkan bahwa di depan mata Allah semua harus merendahkan diri.

Pada sisi lain dari dalam gua terdapat sebuah ruangan yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk melakukan ibadah sholat. Bagian ini memiliki lantai dasar gua yang telah dilapis keramik warna putih dan hitam sebagai penanda barisan sholat. Beberapa pengunjung tampak meluangkan waktu untuk sholat sejenak di tempat ini.

Sebuah ruangan yang cukup luas terdapat pula didalam gua ini diberi nama Paseban Wali yang dipercaya dulunya digunakan oleh para walisongo untuk berkumpul dan menyampaikan ajaran agama Islam. Suatu hal yang harus ditelaah lebih lanjut, mengingat Wali Songo hidup tidak persis pada zaman yang sama.








[navigasi.net] Gua - Gua Akbar
Pandangan Gua Akbar dari arah pintu masuk. Letak gua ini tepat berada dibawah pasar rakyat.


Namun demikian, Paseban Para Wali itu memang mirip ruang pertemuan. Adanya lubang-lubang di langit-langit goa hingga cahaya matahari masuk dalam bentuk jalur cahaya yang jelas. Stalaktit dan stalagmit juga seakan menjadi hiasan ruangan. Itu ditambah dengan adanya batu-batu besar yang terletak di bagian depan ruang, seakan menjadi podium bagi pembicara.

Sejak direnovasi pada tahun 1996, Gua Akbar semakin menarik untuk dikunjungi. Jalur jalan didalam gua terbuat dari paving block dengan pembatas pagar besi (sebagian diantaranya telah di krom) pada bagian sisinya tampak memberi kesan bersh dan rapi. Pagar pembatas tersebut sengaja dipasang agar pengunjung tidak sampai mengeksplorasi tanpa arah saat berada didalam gua. Cukup ikuti jalur yang telah dibuat tersebut otomatis seluruh bagian gua bisa dinikmati. Di berbagai tempat dipasang lampu-lampu warna-warni yang walau kurang bisa menunjukkan tekstur goa, namun cukup membuat suasana nyaman.

Jika anda berkunjung ke Kota Tuban, tidak ada salahnya menyempatkan diri untuk mengunjungi objek wisata Gua Akbar. Penataan yang apik dan bersih menjadikan objek wisata ini layak dijadikan objek wisata andalan Kabupaten Tuban.


SUNAN BONANG

Sunan Bonang

Sunan Bonang

Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang.

Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun, yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.

Jumat, 27 Februari 2009

Tuak

Tuak









Tuak
adalah sejenis minuman yang merupakan hasil fermentasi dari bahan minuman/buah yang mengandung gula. Tuak sering juga disebuat pula arak adalah produk yang mengandung alkohol. Bahan baku yang biasa dipakai adalah: beras atau cairan yang diambil dari tanaman seperti nira kelapa atau aren, legen dari pohon siwalan atau tal, atau sumber lain.

Kadar alkohol berbeda-beda bergantung daerah pembuatnya. Arak yang dibuat di pulau Bali yang dikenal juga dengan nama brem bali, dikenal mengandung alkohol yang kadarnya cukup tinggi.

Beberapa tempat di Pulau Madura dahulu dikenal sebagai sebagai penghasil tuak, namun orang Madura tidak mempunyai kebiasaan minum yang kuat. Saat ini dapat dikatakan sangat sedikit orang Madura yang minum tuak atau arak.


SEJARAH

SEJARAH KOTA TUBAN




Kabupaten Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di kota Tuban. Luasnya adalah 1.904,70 km² dan panjang pantai mencapai 65 km.

Kota Tuban memiliki asal usul dalam beberapa versi yaitu yang pertama disebut sebagai TUBAN yang berarti waTU tiBAN (batu yang jatuh dari langit) yaitu batu pusaka yang dibawa oleh sepasang burung dari Majapahit menuju Demak, dan ketika batu tersebut sampai di atas Kota Tuban, batu tersebut jatuh dan dinamakan Tuban. Adapun versi yang kedua yaitu berarti meTU BANyu berarti keluar air, yaitu peristiwa ketika Raden Dandang Wacana (Kyai Gede Papringan) atau Bupati Pertama Tuban yang membuka Hutan Papringan dan anehnya, ketika pembukaan hutan tersebut keluar air yang sangat deras. Hal ini juga berkaitan dengan adanya sumur tua yang dangkal tapi airnya melimpah, dan anehnya sumur tersebut dekat sekali dengan pantai tapi airnya sangat tawar. Ada juga versi ketiga yaitu TUBAN berasal dari kata ‘Tubo’ atau Racun yang artinya sama dengan nama kecamatan di Tuban yaitu Jenu.

Pemerintahan Kabupaten Tuban ada sejak tahun 1293 atau sejak pemerintahan Kerajaan Majapahit. Pusat pemerintahannya dulu adalah di Desa Prunggahan Kulon kecamatan Semanding dan kota Tuban yang sekarang dulunya adalah Pelabuhan karena dulu Tuban merupakan armada Laut yang sangat kuat. Asal nama Tuban sudah ada sejak pemerintahan Bupati Pertama yakni Raden Dandang Wacana. Namun, pencetusan tanggal harijadi Tuban berdasarkan peringatan diangkatnya Raden Haryo Ronggolawe pada 12 November 1293. Tuban dulunya adalah tempat yang paling penting dalam masa Kerajaan Majapahit karena memiliki armada laut yang sangat kuat.

Perjuangan masyarakat Tuban dalam melawan penjajah sangatlah gigih. Dengan bersenjatakan Bambu Runcing, mereka melawan penjajah. Namun, strategi masyarakat Tuban adalah dengan menggunakan Tuak, maksudnya, Penjajah disuguhi minuman memabukkan tersebut. Ketika mereka sudah tidak sadarkan diri, mereka menyerang dan menghancurkan pos dan benteng pertahanan penjajah. Seiring kemajuan zaman, Tuban sekarang tidak sepenting dulu. Tuban sekarang sudah mulai dilupakan oleh masyarakat Indonesia, padahal Tuban mengandung nilai sejarah tinggi dan besar peran serta perjuangan masyarakat Tuban dalam melawan penjajah itu sudah mulai luntur dalam dunia pemerintahan Indonesia saat ini